Selasa, 13 November 2012

UNSUR-UNSUR DALAM MISI

2. UNSUR-UNSUR DALAM MISI
(Oleh: Pdt. Victor Ehrhardt.M.Th.)

Misi Gereja merupakan Kesaksian dalam Kuasa Roh Allah yang berisi Karya Keselamatan Yesus holistik yang sempurna dan utuh untuk membentuk satu Umat milik Allah sendiri yang dinamis dan bersaksi( Kis. 1:8, I Pet. 2:9,10). Umumnya Misi Gereja dilihat dalan Tiga Aspek :
  1. Aspek kehadiran orang percaya sebagai Terang Dunia dan Garam Dunia (Mat. 5:13,14).
  2. Aspek pelayanan Kasih sebagai refleksi Umat yang telah diselamatkan( Mat. 5:16). Perbuatan kasih berbicara lebih kuat daripada perkataan yang berunsur holistik..
  3. Aspek proklamasi, Injil Yesus tidak bisu tetapi perlu disaksikan dalam wujud kontekstual(Mar. 16:15). Misi mencakup kesaksian Keselamatan di dalam Tuhan Yesus, pelayanan kasih dalam berbagai wujud yang mencakup dimensi holistik sehingga kehadirannya mampu merefleksikan umat yang berada dibawah kepemimpinan Tuhan Yesus.
Misi sebagai Missio Dei ( keterlibatan serta keikut sertaan dalam karya penyelamatan dan pemulihan Allah dalam dunia) merupakan tugas setiap orang percaya secara individu dan kelompok menjelang Kedatangan Tuhan Yesus yang ke-dua. Misi harus dilakukan oleh orang percaya dan gereja dalam kondisi yang sesuai dengan karakter Tuhan Yesus.
Walaupun Amanat Agung mempunyai tempat yang khusus dalam Injil, tetapi motor Misi yang sebenarnya berdasar pada sifat Allah dan kesaksian Alkitab. Perintah dari Tuhan Yesus dalam keadaanNya sesudah Kebangkitan. Isi komando ini disampaikan oleh ke-empat Injil dengan ungkapan mereka sesuai dengan tujuan penulisan mereka. George Peters dalam bukunya : “Biblical Theology of Missions”, memberikan enam dasar Teologis yang komprehensif dari Amanat Agung:
  1. Kedaulatan Tuhan dalam Injil Kristen : “KepadaKu telah diberikan segala kuasa” – Mat. 28:18, Fil. 2:9-11, Wah. 3:7.
  2. Perintah dalam Injil Kristen : Mat. 28:18-20, Mar. 16:15,16, Lukas 24:44-47.
  3. Universalitas Injil Kristen : Mat. 28:18-20, Mar. 16:15,16, Lukas 24:44-47, Kisah 1:8.
  4. Sifat-sifat Injil Kristen : Lukas 24:46-47, Yoh. 20:23, Kis. 26:15-23, I Kor. 15:1-3.
  5. Peranan manusia yang diutus dalam proklamasi Injil Kristen : Mar. 16:15,16, Lukas 24:48, Kis. 1:8, 26:16.
  6. Kebutuhan perlengkapan rohani untuk melayani dengan menghasilkan buah melalui Injil Kristen : Lukas 24:49, Yoh. 20:22, Kis. 1:8.
Amanat Agung tidak dengan sendirinya membuat agama Kristen bersifat Misionaris. Perintah Tuhan Yesus ini hanya mempunyai arti bila Firman itu diresponsi dengan iman dan ketaatan oleh gereja. Firman Tuhan menjadi pelita bagi kaki dan suluh bagi jalan orang percaya. Firman Tuhan mengkondisikan kemungkinan untuk taat, kasih dan komitmen dengan tekat benar akan menjadi motor Amanat Agung. Amanat Agung bukan hanya suatu selogan Gereja mula-mula tetapi merupakan detak jantung Gereja yang mengasihi Tuhan Yesus, yang mengenalnya dengan baik dan mengerti karya Yesus bagi dunia. Roh Kudus memakai Firman sebagai dinamisator yang memberi terang dan arah misi. Peranan Roh Kudus yang mendiami orang percaya menjadikan orang Kristen memiliki Roh Misi , seperti sumber air yang mengalirkan kesaksian tentang Tuhan Yesus yang sesuai dengan Alkitab = Yoh. 7: 37 – 39; 15:26 ; 16: 8-15.
Amanat Agung disampaikan kepada kita oleh ke-empat Penulis Injil = Matius 28:18-20, Markus 16:15,16, Lukas 24:46-49, Yohanes 20:21,22, juga dalam Kisah Para Rasul 1:8. Paulus mendapat bagian dalam Amanat Agung = Kisah 26:13-18. Bagi orang percaya masa kini Amanat Agung berbicara secara luas dan mendalam. Tugas Tuhan Yesus bagi eksisnya Misi estafet dan universal. Dengan otoritas Yesus Sendiri Injil telah menyebar keseluruh dunia dengan cara yang sesuai dengan sifat Injil = persuasif dan kontekstual. Kesadaran bahwa melakukan tugas Amanat Agung berarti ketaatan. Amanat Agung tidak membuat tugas yang baru, tetapi memperjelas Tugas Misi yang sudah berlaku( Yoh. 20:21). Tugas Gereja mengalir dari hubungan harmonis, mesra dan akrab antara Gereja dengan Pemimpinnya(Kepalanya). Umumnya Amanat Agung dihubungkan dengan Matius 28:18,19,20. Matius melihat Yesus sebagai Raja:
  1. OtoritasNya = Semua kuasa,
  2. Tujuan PerintahNya = menjadikan murid,
  3. Isi Perintah Raja = 1)Pergilah …. 2)Baptislah ….. 3)Ajarlah ……,
  4. Kehadiran Raja = Aku menyertai kamu ….
Petrus menegaskan Posisi Yesus ini dalam Kisah 2:36. Rasul Paulus dalam Roma 14:9. Yohanes dalam Wahyu 3:7. Tugas yang Tuhan Yesus berikan tidak akan menghadapi pintu tertutup. Kuasa ada dalam tangan Tuhan Yesus untuk membuka pintu bagi pelaksanaan MisiNya. Dari ke-empat kata kerja dalam Amanat Agung , hanya kata menjadikan murid merupakan kata kerja perintah(imperatif), yang menunjukkan pola perintah. Ketiga kata kerja lain berbentuk kata kerja bantu yang bergantung kepada kata kerja utama. Pemuridan merupakan pola hidup pembentukan seorang percaya menjadi seperti Yesus yang mampu memuridkan orang lain = Roma 8: 29, Galatia 4:19, I Yoh. 3:2, II Kor. 3:18. Tuhan Yesus adalah Pembina, Pengajar dan Pembentuk MuridNya
Yesus memanggil calon muridNya = Mat. 4:19-21, 9:9, Mark. 3:13-19, Luk.6:12-16. Ia memanggil dengan ucapan : “Ikutlah Aku!” = Simon dan Andreas (Mat. 4:19,Mk.1:17), Yakobus dan Yohanes (Mat. 4:21, Mk. 1:20),Matius (Mts.9:9, Mks. 2:14,Luk. 5:27), Filipus(Yoh. 1:43), Petrus(Yoh. 21: 19,22) Orang kaya yang muda (Mat. 19:21, Mrk. 10:21, Luk. 18:22), murid-murid lain (Mat. 8:22), setiap orang (Mat. 16:24, Mk.8:34, Luk. 9:23, Yoh.12:26). Paulus adalah pengikut Yesus dan ia meminta Jemaat Korintus mengikuti dia ( I Kor. 11:1). Dorongan Paulus kepada Jemaat : Efesus, Filipi dan Tesalonika = Ef.5:1, Fil. 3:17, I Tes. 1:6.
Mengikut seorang Guru/Penting berarti :
  1. Mengikuti Dia yang memanggil =I Sam. 25:27,
  2. Mengikuti teladan yang di-ikuti = Mat. 16:24,
  3. Percaya dan taat kepada Yang di-ikuti = I Raja 18:21, Hakim 2:12,
  4. Mengkhususkan diri untuk bersama = II Sam. 2:10, II Raja 11:16,
  5. Mengikuti dengan semangat yang kuat = Fil. 3:12,
  6. Mati bersama yang di-ikuti = Yoh. 13:36.
Pengikut Yesus dipanggil untuk mengangkat salibnya = Lukas 9:23,24, Mat. 10:38,39, 16:24,25, Mk.8:34,Luk. 14:27.
Ciri mengangkat salib ialah : 1) sukarela, 2)setiap hari, 3) merupakan keharusan, 4) menyangkal diri, 5) salib itu ada oleh karena mengikut Yesus.
Mengangkat salib mengarah kepada sikap yang benar dalam masyarakat walaupun bersifat “lain” dan sibat merendahkan diri. Mengidentifikasikan diri dengan Kristus. Murid Kristus mempunyai arti yang lebih dari pada sekedar menjadi orang percaya. Dalam mengikut Yesus ada : keselamatan, dedikasi, kemerdekaan, pelantikan, diperkaya, kepuasan dan tujuan.
    1. Hidup mengidentifikasikan diri dengan Kristus:
      1. Dengan hidup, kematian dan kebangkitan.
      2. Dalam perkataan, tingkahlaku, sikap, motivasi dan tujuan hidup.
    2. Kristuslah Pemilik hidupnya yang mutlak.
    3. Mengalami dengan sukacita Kristus sebagai Juruselamat.
    4. Bersukacita dalam Ketuhanan Kristus.
    5. Hidup terus-menerus dalam ketergantungan pada sumber dari Kristus.
    6. Mengikuti keteladanan dan tujuan hidup Kristus.
    7. Tujuan hidup memuliakan Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Amanat Agung jelas ditujukan kepada menjadikan murid dari segala bangsa. Pemuridan berarti memberi instruksi untuk kehidupan secara menyeluruh.
Pada akhir abad ke-18 tersebar meluas pandangan bahwa Amanat Agung tidak relevan lagi bagi Gereja. Para Rasul yang diberi tugas langsung oleh Tuhan Yesus sudah menggenapi tugas ini. William Carey menentang pandangan ini. Ia menulis bukunya yang terkenal dengan Judul : An Enquiry into the Obligations of Christians to Use Means for the Conversion of the Heathens (suatu penyelidikan akan pertanggung jawaban kekristenan terhadap mereka yang belum dijangkau Injil!) . Sebuah uraian tentang tugas misi yang ringkas. Keyakinannya akan tugas misi nampak dalam khotbahnya yang terkenal : “ Harapkanlah hal-hal besar dari Allah, usahakanlah hal-hal besar bagi Allah. Perhimpunan Misionaris Baptis terbentuk belum sampai lima bulan sesudah khotbahnya. Disusul oleh : Perhimpunan Misionaris Londen, lalu Perhimpunan Traktat Keagamaan disusul oleh Lembaga Alkitab Inggris dan Luar Negeri. William Carey dalam kondisi yang penuh tantangan pergi ke India. Ia menjadi teladan besar bagi kegerakan Misi, dan ia mendapat gelar yang sesuai dengan perjuangan sebagai Bapak Misi Protestan(The Father Of The Modern Missions).
Amanat Agung tetap merupakan Perintah terbesar dalam Gereja untuk pelayanan keluar mencapai segala bangsa untuk Kristus. Tantangan Penyebaran Injil ke dunia tidak mungkin dilakukan tanpa kuasa Kristus. Kristus menyertai setiap Misionaris menghadapi berbagai tantangan yang menuntut kematangan rohani dan pribadi. N.E Thomas dalam bukunya : “Teks-Teks Klasik tentang Misi dan Kekristenan Sedunia (BPK)” memberikan tiga pendapatnya tentang tuntutan melakukan Amanat Agung:
1.Bila Perintah Kristus untuk mengajar semua bangsa dibatasi kepada Para rasul saja , atau mereka yang berada dibawah pengilhaman langsung dari Roh Kudus, maka perintah membaptiskan pun seharusnya demikian pula; dan setiap denominasi Kristen, kecuali Quaker, telah keliru dalam membaptis dengan air.
2. Bila tugas mengajar semua bangsa hanya dibatasi kepada para rasul saja , maka setiap pendeta yang pergi dengan Injil kepada mereka yang belum mendengar Injil telah melakukan tugas tanpa Perintah . Berarti mereka sudah mendapat perintah baru khusus dari Sorga diluar Amanat Agung.
3. Bila tugas Penginjilan hanya ada dalam tangan para rasul, maka perjanjian kehadiran Tuhan Tidak berlaku bagi Gereja masa kini dan gereja menolah ucapan Tuhan Yesus : “Dan ketahuilah , Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”
Satu pandangan sesat dalam gereja modern masa kini ialah bahwa tulisan Amanat Agung dalam Matius itu bukan ucapan Tuhan Yesus, tetapi merupakan ambisi proselitisme Yudaisme dalam gereja yang mula mula. Kalau kita menerima pandangan ini resikonya ialah bahwa kita di Indonesia keliru menjadi Kristen. Jelas bahwa suara ini mewakili mereka yang tidak menghargai : “kewibawaan Alkitab” di jaman pluralisme ini.
Johanes Verkuyl dalam bukunya = “Contemporary Missiology: An Introduction(1978, Eerdsmans) memberi komentrar tentang Amanat Agung. Ia menentang pandangan bahwa Tugas Misi Sedunia hanya ada dalam Injil Matius. Secara universal, bagian terakhir satu buku memberikan bagian yang sangat penting dari seluruh buku itu. Amanat Agung memberikan tugas yang jelas kepada Gereja. Amanat Agung menjadi kunci mengerti seluruh Injil Matius, kehidupan dan karya Yesus terarah kepada dasar Amanat Agung : Yesuslah Juruselamat Dunia ! Kemungkinan ada persamaan secara lokasi antara Amanat Agung dan Khotbah di Bukit (Mat. 5-7). Verkuyl melihat tiga point utama dalam Amanat Agung :
1. Kuasa Yesus. Yesus yang bangkit menyatakan posisi kekekalanNya, bandingkan dengan Daniel 7:13,14. Ia menyaksikan kebenaran ini dihadapan Sanhedrin Yahudi waktu Ia ditangkap. Tidak ada wilayan di bumi ini yang ada diluar jangkauan kuasaNya. Perintah Misi ini menunjukkan bahwa kebangkitan Yesus merupakan bukti Ia mempunyai Mahkota Kebangkitan. Kebangkitan yang sempurna merupakan keunggulan kualitas hidupNya atas kehidupan apapun yang dapat dicapai di bumi ini, yang semua kesudahannya hanyalah kematian ! Perintah Misi mengalir dari kuasaNya. Kebangkitan merupakan kuasa pemulihan dari perhambaan dan penderitaan serta penyakit. Kuasa kasihNya, rekonsiliasiNya dan kesabaranNya telah nyata unggul.
2.Mandate Misi yang terus menerus berlaku sampai tugas selesai (Mat. 24:14). Antara KenaikanNya dan KedatanganNya kembali terisilah kebenaran Filipi 2:5-11. Dengan penyebaran Injil Keseluruh dunia, maka orang percaya mengalami kehidupan Kematian dan Kebangkitan Yesus dalam hidup mereka. Perintah : Karena itu pergilah …! Menunjukkan suatu perintah yang kuat untuk berangkat. Melintasi perbatasan. Perbatasan sosial kemasyarakatan, perbatasan rasial, perbatasan kebudayaan, perbatasan geografis. Hal ini sangat penting badi mereka yang mewujudkan Amanat Agung untuk mengkomunikasikan Injil. Menjadikan sekalian bangsa murid Yesus ! Injil adalah mengambil bagian dari Keselamatan Yesus. Memuridkan akan menghasilkan pengikutan akan Yesus dengan progres. Injil adalah kuasa yang memperbaharui senantisa kepada tujuan Allah.
3. Janji Yesus. Yesus tetap menyertai mereka dalam cara yang lain dari selama 3 ½ tahun sebelumnya. Ia menyertai dalam kondisi kuasa apapun, manusia manapun, struktur kuasa manapun dalam kurun waktu yang tanpa batas. Suasana tempat, ruang dan waktu senantisa mengalami perubahan. Dan musuh Allah tetap menjadi musuh Gereja yaitu Iblis (Efs. 6:11,12). Konteks yang berubah merupakan tantangan dalam menyampaikan Injil dalam makna ketaatan aakan Amanat Agung. Tugas Amanat Agung tetap berlaku, sampai Tugas itu digenapi dalam kedatangan Tuhan Yesus yang ke-dua kalinya.
Garis besar Amanat itu adalah :
  1. Dasar Pengilhaman dari Injil : Firman Tuhan, Hukum Taurat, Berita Para Nabi, Mazmur.
  2. Isi Injil : Kematian dan Kebangkitan Kristus.
  3. Tuntutan Injil : Pertobatan dan Pengampunan dosa harus diberitakan.
  4. Jangkauan Injil : Di antara semua Bangsa.
  5. Alat untuk menyebar luaskan Injil : Para saksi Injil.
  6. Kekuatan dinamika Injil : Janji Bapa dan Pribadi Roh Kudus.
Amanat Agung dalam ke-empat Injil memberikan instruksi yang lengkap dan mendetail bagi usaha agung misi Gereja mencapai dunia bagi Kristus. Amanat Agung tidak berisi semua tugas Gereja di bumi ini. Amanat Agung berurusan dengan bagaimana Injil mencapai seluruh dunia(the outreach of the Church), kedalam dunia yang belum hidup dalam Injil. Amanat Agung adalah tugas menginjili dunia dan bukan tugas mengkristenkan dunia. Tugas ini menggerakkan orang Kristen mengambil bagian dalam Penginjilan. Memberi kesempatan kepada dunia untuk mendengar Injil dalam perkunjungan Allah kepada mereka ( I Petrus 2:12). Injil adalah Jam Dunia yang terus berdetak menuju kesudahan dunia(Matius 24:14).
Misi Allah dimulai sebelum dunia dijadikan=Efesus 4:4. Misi Allah bersifat “menyelamatkan”. Manusia dipersiapkan untuk memelihara cipataan Allah. Tugas-tugas manusia mempersiapkan dirinya untuk mampu berdiri dalam kebenaran. Kebenaran manusia adalah menaati apa yang Allah firmankan. Allah mempersiapkan manusia dengan tugas menguasai dan mengatur dunia. Ia mengatur mahluk di bumi ini (Kej. 1:26,27). Anak Domba telah tersembelih sejak dunia dijadikan. Taman Eden merupakan rumahnya yang berkelimpahan makanan(Kej. 2:8,9), sampai dosa yang manusia perbuat mereka pertanggung jawabkan kepada Allah. Manusia diusir keluar dari Eden juga demi “keamanan” mereka(Kej. 3:22-24). Allah tetap mempunyai relasi dengsan manusia yang bergaul dengan Dia = Henokh(Kej. 5:22) dan Nuh(Kej.6:8),Abraham dikenal sebagai “sahabat” Allah = Yak. 2:23.Kemah Persekutuan merupakan tempat Allah mau bertemu dengan umat-Nya(Kel. 29:44-46). Allah merencanakan bersekutu dengan manusia = Yoh. 7:37-39, 14:17, Kisah 2:1-4, II Kor. 6:16-19. Dalam kehidupan yang kekal Allah menyertai umatNya secara nampak = Wahyu 21:3. Yesus mendirikan JemaatNya = Mat. 16:18. Para murid Kristus diutus keseluruh dunia dengan Injil (Lukas 24:46-48). Tugas ini hanya dapat diwujudkan dengan peranan Roh Kudus = Kisah 1:8. Misi berada dalam inti rencana Allah bagi dunia = Matius 28:18-20, Kisah 15:14. Yesus memberi tempat khusus bagi kehadiranNya dalam persekutuan umatNya = Mat. 18:20. Bait Allah adalah Rumah Doa bagi semua bangsa = Yes. 56:7, Markus 1117. Israel gagal dalam melakukan fungsi missionari mereka = Ibrani 11:1-6.
Georga Peters mengatakan bahwa Kitab Mazmur merupakan buku Misionari terbesar, ada 175 refrensi Misi Allah yang universal. Mazmur-Mazmur yang bersifat Misionaris : 2, 33, 66, 72, 117, 145. Israel mempunyai panggilan Allah yang khusus = Kel. 19:5,6.Rencana Penyelamatan Allah terbentuk dan diwujudkan melalui Anak Allah. Inkarnasi Allah mewujudkan Penyelamatan Misi Allah = Ibrani 1:1-3, Kolose 1:12-19, Ibrani 2:8-13, Yoh. 14:8,9, Efs. 1:10, Wahyu 13:8, I Kor. 15: 27,28. Anugerah Allah mengalir melalui Yeus = Yoh. 1:14, II Petrus 1:16-18. Kedatangan Tuhan Yesus kedua kali menyempurnakan Rencana Allah bagi dunia = I Kor. 15:24-28.Kini Yesus adalah Kepala Gereja = Efs. 1:22,23, 4:15,16. Gereja sebagai Tubuh Kristus harus merefleksikan hidup Kepalanya =Efs. 4:15,16, I Kor.12:4-13. Roh Kudus menggerakkan Gereja yang dalah Tubuh Kristus = I Kor. 12:13, Titus 3:5. Perancang Agung dalam Tritunggal Allah adalah Bapa : I Kor. 12:6, Ibr. 2:10, Efs. 3: 8-11, Mat. 25: 34, Roma 8: 29,30, Wahyu 4:11; 21: 1-5, Kolose 1:16-20. Yesus Kristus mengarahkan kegiatan Misi GerejaNya (I Kor. 12:5) dan Roh Kudus memberi perlengkapa untuk melakukan Misi Allah = I Kor. 12:4. Rencana Agung Misi Allah ialah membawa orang percaya kepada kemuliaan = Ibrani 2:10, seperti Anak TunggalNya = Roma 8:29, mewujudkan Keselamatan Universal = Roma 8:21-23, klimaksnya adalah memperdamaikan segala sesuatu dengan DiriNya sendiri – I Kor. 15:23-28. Buah Roh (Gal. 5:22,23) melengkapi hidup Jemaat dengan Kualitas persekutuan yang horizontal dan vertikal, sehingga setiap warga Jemaat mampu hidup efektif dalam Tubuh = I Kor. 12, Roma 12:4-8. Peranan Allah dalam orang percaya merupakan sumber kekuatan hidup orang percaya = Yehz. 37:27, I Kor. 6:19, II Kor. 6:16. Kondisi ini membuka pengetahuan Firman bagi dunia = Yoel 2: 28,29, Kis. 2:1-4, 16-18.
Semua kebaikan Allah adalah agar Gereja menjadi kepujian bagi kemuliaan anugerah-Nya = Efs. 1:3-14. Rencana Allah yang kekal terwujud dalam Tuhan Yesus = Efs. 3:11. Ialah segala-galanya = Roma 11:33-36. Allah yang adalah Terang dan Kasih (I Yoh. 1:5, 4:8, 16) adalah Allah yang tak berdiam Diri terhadap kebutuhan dunia akan Misi-Nya. Ia menyatakan Diri sebagai Juruselamat = Yesaya 43:3-15. Terang Allah dalam Yesus bermukim di dunia ini = Yoh. 8:12, terang itu menerangi kegelapan = I Yoh. 1:5, menghancurkan karya Iblis ( I Yoh.3:8), menerangi setiap orang(Yoh. 1:9).
Anak Allah mempunyai pengertian yang jelas tentang Tugas-Nya di dunia ini = Mar. 10:45. PengorbananNya merupakan kepatuhan akan Tugas dari bapaNya(Yoh. 10:17,18). Kondisi yang Yesus ambil dalam kerendahan merupakan dinamike untuk mengubah kondisi kita yang memang rendah = II Kor. 8:9. Keselamata dari Allah tersedia bagi kita sebelum kita percaya = Roma 5:8. Allah menyediakan Keselamatan hanya ada dalam Anak Allah = Yoh. 1:12, I Yoh. 5:12, Roma 8:32. Kebijaksanaan Allah yang kekal bagi keselamatan manusia hanya terikat kepada Salib Kristus = I Petrus 1:20, Wahyu 13:8, Efs. 1:4, 3:11. Satu-satunya basis dalam Allah menyelesaikan masalah dosa manusia = Roma 3:25. Salib merupakan basis bagi Inkarnasi Kristus = Markus 10:45. Anak Domba sentral Alkitab = Yak. 5:7-11.
Anugerah merupakan sarana tunggal untuk menerima Keselamatan = Efs. 2: 8,9. Anugerah yang bertumbuh = II Petrus 1:5-7. Keselamatan berisi nilai-nilai moral = Roma 8:29. Iman merupakan pertemuan antara Misi Allah dan kebutuhan utama hidup manusia = Ibrani 11:6. Misi beriasa proklamasi Firman = Roma 10:17. Keselamatan dari Allah bersifat universal, terbuka bagi semua manusia = Yoh. 1:29. Allah bertindak kepada manusia melalui Kristus dalam mempersiapkan Keselamatan = II Kor. 5:19, I Yoh. 2:1,2. Recana Keselamatan ditujukan Allah kepada semua manusia = I Tim. 2:3-4. Kematian Yesus bagi manusia tanpa pengecualian = Roma 5:6.Jangkauan Keselamatan dalam Yesus mencapai semua ciptaan = Roma 8:19-21, Kolose 1:9,20, Wahyu 21:22. Keselamatan dari Allah itu kekal = Ibrani 9:12. Daripada dosa, anugerah Allah lebih besar = Roma 5:12-21. Keselamatamn berisi pembenaran = Roma 5:18. Korban Kristus sempurna tak perlu diulangi = Ibrani 7:27, 9:12, 26-28, 10:2,10. Pemulihan “alam semesta” dari pengaruh dosa kepada “kebenaran” berpusat dalam Kristus = Wahyu 21:9,14,22,23,27, 22:1,3. Semua diciptakan menjadi baru = Wahyu 21:5.
Neraka adalah terpisah dari Allah = II Tes. 1:8,9, dalam hukuman kekal = Wahyu 19:20, 20:10,15.
-Hal terutama ialah melayani Allah dan menyembah Dia (Yoh. 4:23-25, Kisah 13:2).
Tugas Gereja untuk memelihara warganya. Jemaat harus menggunakan karunia rohani yang Allah berikan kepada mereka untuk saling membangun dan saling mengasihi serta saling memperdulikan(I Kor. 12:12-27, Efs. 4:16).Tugas Gereja untuk menghadirkan Injil Kristus kepada dunia (Mat. 28:19,20, Kisah 1:8).
Gereja ditempatkan di dalam dunia untuk menyaksikan Keselamatan dalam Kristus(Matius 5:13-16). Prioritas ada dalam memproklamirkan Injil(Lukas 24:46-48,Markus 16:15,16). Pelayanan bersifat menawarkan orang untuk menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat (II Kor. 5:11, Kisah 26:28,29). Yang menerima Kristus dalam hidupnya menjadi bagian dari Tubuh Kristus, yang mewujudkan ketaatan untuk saling melayani, terlibat pelayanan dan mengadakan pelayanan kasih = Galatia 6:8,9, Mat. 5:16, Efs. 4:16.
Injil harus diberitakan kepada semua bangsa = Mar. 13:10. Gereja adalah umat pilihan Tuhan= I pet. 2:9,10. Alkitab memberikan simbol kepada Gereja untuk dapat memahami : naturnya, fungsinya, relasinya dan posisinya sbb. :
Manusia baru = Efs. 2:14-15.
Tubuh Kristus = Efs. 1:22-23, 5:30, I Kor. 12:27.
Rumah Allah = Efs. 2:21-22, I Kor. 3:9,16, I Tim. 3:15, 1 Pet. 2:5.
Imamat yang Rajani = I Pet. 2:5,9, Wahyu 1:6, 5:10.
Mempelai Kristus = II Kor. 11:2, Mat. 25:6.
Keluarga Allah = Efs. 2: 19.
Kawanan domba Allah = Yoh. 10:1-29, I Pet. 5:3-4, Ibr. 13:20, Kisah 20:28.
Keunikan Gereja nampak dalam judul/titel yang diberikan kepadanya:
The Church of God = Kis. 20:28, I Kor. 1:2, 10:32, 11:22, 15:9, I Tim. 3:5, I Tes. 2:14.
The Church of the Living God = I Tim 3:15.
The Church of Christ = Roma 16:16.
The Church of the Firstborn = Ibrani 12:23.
The Church of the saint = I Kor. 14:33.
George Peters dalam bukunya : “A Biblical Theology of Missions”, menulis bahwa Kualitas dasar dari Gereja Lokal menurut Alkitab mengekspresikan fungsi naturnya :
Gereja merupakan persekutuan orang yang sudah dibaptis.
Gereja adalah tubuh orang percaya yang tersturktur.
Gereja adalah tubuh yang dipersatukan dari orang percaya.
Gereja adalah persaudaraan orang percaya.
Gereja adalah persekutuan yang berdisiplin dari orang percaya.
Gereja adalah persekutuan yang bersaksi dari orang percaya.
Gereja adalah persekutuan orang percaya yang mengabarkan Injil dan memberi pelayanan kasih.
Gereja adalah persekutuan orang percaya yang beribadah.
Gereja adalah ciptaan yang rohani(Efs. 2:10). Gereja menjadi kesaksian karya penyelamatan Kristus bagi penghuni angkasa (Efs. 3:10). Karya Allah ini sesuai dengan RencanaNya dalam Yesus Kristus (Efs. 3:11). Gereja adalah milik Allah yang khusus(I Pet. 2:9). Ia memiliki kita dengan harga Penebusan = I Kor. 6:19-20. Persekutuan Gereja bersifat dinamis (I Yoh. 1:3). Persekutuan yang merupakan ciri Roh Kudus ( II Kor. 13:13).Persekutuan dalam Misi (Pil. 1:5), yang dilaksanakan Paulus dengan Jemaat Roma ( Roma 15:24). Keluarga Allah mempunyai sistem kepengurusan = Titus 3:5, I Tim. 3:15. Persekutuan dalam Gereja meliputi : Injil (Pil. 1:5), persekutuan Roh (Pil.2:1), Persekutuan penderitaanNya(Pil.3:10), persekutan dalam kesusahan (Pil. 4:4), persekutuan dalam dana (Pil. 4:15). Peranan dukungan Gereja dalam Misi Paulus sangat menonjol = Pil. 1:5, 4:14, Roma 15:30-32, Efs. 6:18-20, Kolose 4:2-4. Karena pelayanan Misi Paulus jelas maka Gereja turut melinatkan diri = Kisah 13:49, 19:10, 20,26. Paulus mengharapkan Jemaat yang ia layani memperhatikan dirinya untuk mengikutinya = I Kor. 11:1, 4:16, I Tes. 1:6.
Edward Pentecost, dalam bukunya Issues in Missiology, menulis 9 alasan mengapa Gereja mula-mula dapat menyelesaikan tugas Misinya pada generasinya :
Gereja terdiri dari orang percaya yang benar, yang dipehuhi oleh Roh Kudus = Kisah 2:41, 47, 5:11-14.
Mereka dengan benar malakukan sakramen : baptisan dan perjamuan kudus= Kisah 2:41, 42,46.
Mereka bergerak bersama sebagai tubuh yang terkoordiner = Kisah 2:42-47, 4:32.
Mereka mengikuti ajaran Para Rasul = Kisah 2:42.
Mereka rajin bersekutu dalam doa dan persekutuan = Kisah 2:42.
Memperdulikan kebutuhan hidup praktis warganya = Kisah 2:44, 45, 4:32.
Mendisiplin warganya yang menyimpang dari iman = Kisah 5:1-11.
Menampakkan kebersamaan, dalam kesucian, dalam kekhususan, dalam megasihi, keserasian pola hidup(lifestyle) kepada dunia = Kisah 2:42-47, 4:32-35,5:11-13.
Bersaksi dalam Masyarakat = Kisah 3:11-26, 4:4, 8-31, 6:8=7:60.
Tugas Gereja dalam Misi ialah membawa Injil (Kabar Baik) kepada dunia. Kedinamisan Injil adalah :
Injil adalah kuasa Allah yang menyelamatkan = Roma 1:16.
Injil adalah Anugerah Allah yang transformatoris = Kisah 20:24.
Injil adalah Keselamatan orang percaya = Efs. 1:13.
Injil adalah pewujud perdamaian = Efs. 6:15.
Injil itu kekal = Wah. 14:6.
Dalam bekerjasama dalam Misi Gereja perlu mempunyai sikap yang benar seperti Rasul Paulus :
Rekan sekerja = Fil. 4:3, I Tes. 3:2.
Rekan penolong = II Kor. 8:23.
Rekan dalam bekerja = Roma 16:3, 9,21, Fil. 2:25, Kolose 4:11.
Rekan prajurid Kristus = Fil. 2:25, Pil 2.
Rekan hamba = Kol. 1:7, 4:7.
Rekan dalam penjara = Roma 16:7, Kolose 4:10, Pil.
Kesedihan Paulus adalah, adanya rekannya yang meninggalkan dia untuk kembali kepada dunia (II Tim. 4:10), juga ada yang kandas imannya = I Tim. 1: 19-20, II Tim. 2:17,18.
David J. Bosch dalam bukunya Transformasi Misi Kristen menulis tentang Unsur-unsur Paradigma Misi Oikumenis. Aspek kegiatan gereja-gereja yang membentuk esensi Misi Kristen : 1) Misi sebagai Gereja, 2) Misi sebagai Missio Dei, 3) Misi sebagai Perantara Keselamatan, 4) Misi sebagai Perjuangan Demi Keadilan, 5) Misi sebagai Penginjilan, 6) Misi sebagai Kontekstualisasi, 7) Misi sebagai Pembebasan, 8) Misi sebagai Inkulturisasi, 9) Misi sebagai Kesaksian Bersama, 10) Misi sebagai Pelayanan oleh Seluruh Umat Allah, 11) Misi sebagai Kesaksian kepada Orang-orang Berkepercayaan Lain, 12) Misi sebagai Teologi, 13) Misi sebagai Aksi di dalam Pengharapan.




AMANAT AGUNG SEBAGAI PENUNJANG MISI ALLAH

2.6. MISI MENURUT PANDANGAN KAUM INJILI.

Menjadi masalah dalam pemahaman Sejarag Gereja bilamana Kaum Injili sebenarnya muncul. Ada yang menghubungkannya dengan Yesus dan Injil yang Ia beritakan , Yesus dilihat sebagai orang Injili yang asli dan murni. Ada juga yang mengjhubungkan dengan Lahirnya Gereja Protestan pada masa Reformasi, ketika mereka kembali kepada hidup Alkitab (Back to the Bible).Secara konsekwen tern “evangelical berhubungan dengan orang-orang Kristen yang secara benar mempunyai identifikasi dengan pergerakan Injili yang konserfatif. Ciri utama yang dilihat dari mereka ialah : Percaya sepenuhnya kepada kewibawaan Alkitab(Termasuk inerrancy-nya), pentingnya Iman pribadi dan kelahiran baru, yang memberikan kekuatan kepada pentingnya Pekabaran Injil Hanya dengan menyelidiki akar-akar sejarah dari kegerakan Injili dan institusi-institusinya kita dapat mengidentifikasi ketentuan umum diantara mereka yang memberikan ikatan yang kokoh diantara mereka.
I. The Evangelical Alliance, 1846.
Konperensi ini diselenggarakan dengan kesadaran yang mendalam dan kerinduan membentuk suatu Kofederasi, yang mempunyai dasar pada prinsip-prinsip agung kaum Injili, yang dimiliki Gereja Kritus dengan mengamalkan kasih persaudaraan, kerjasama Kristen, dan menawarkan hal-hal yang mereka bersama yakini menjadi Tugas mereka bersama, Konfederasi itu diberi nama : “The Evangelical Alliance.” Untuk memelihara kebersamaan, mereka merumuskan ‘pengakuan iman bersama mereka’ :
1. The divine inspiration, authority, and sufficiency of the Holy Scripture.
2. The right an duty of private judgement in the interpretation of the Holy Scripture.
3. The unity of the Godhead, and the Trinity of persons therein.
4. The utterdepravity of human nature in consequence of the fall.
5. The incarnation of the Son of God, His work of atoment for the sins of mankind, and His mediatorial intercession and reign.
6. The justification of sinner by faith alon.
7. The Work of the Holy Spirit in the conversion and sanctification of the sinner.
8. Th immortality of the soul, the resurrection of the body, the judgement of the world by our Lord Jesus Christ, with the eternal blessedness of the righteous, and the eternal punishment of the wicked.
9. The devine institution of the Christian ministry, and the obligation and perpetuity of ordinances of Baptism and the Lord’s Supper.
Pengakuan iman ini bukan sesuatu yang resmi, tetapi suatu ungkapan kerinduan untuk bersama mau bergabung sebagai kelompok Injili. Hal-ha lain yang belum ditulis dalam pengungkapan kepercayaan diatas tidak dianggap tidak penting!
Kegerakan kepada persatuan di dalam Gereja Kristus nampak telah makin jelas datang.
2. The World Missionary Conference, 1910.
Konperensi Misi Sedunia di Edinburgh, digerakan oleh utusan-utusan yang datang dengan kesadaran pesatuan rohani dan kebutuhan bersama untuk kerja sama yang lebih besar. Dari diskusi yang ada nampak bahwa kerja sama sudah berjalan terutama di Tiongkok, kerinduan yang kuat agar hal yang sedemikian lebih ditingkatkan.
John Releigh Mott adalah Ketua Komisi Persiapan untuk Koperensi Pekabaran Injil Sedunia di Edinburgh pada 1910. Ia menjadi tokoh utama dalam persidangan ini dan banyak memimpin persidangan-persidangan. Seletah Konperensi ini selesai dibantuklah Komisi Penerus (Continuation Committee) yang dipimpin oleh Mott hingga tahun 1920. Mott mempunyai kaitan yang erat dengan Dewan Pekabaran Injil Internasional (International Missionary Council) yang dibentuk pada tahun 1920. Mott menjadi ketua komite ini sampai tahun 1942. Dalam kedudukannya sebagai ketua itu ia memberi dorongan agar disetiap negara dibentuk Dewan Pekabaran Injil Nasional.
Dalam Masa Perang Dunia ke-2, Mott bersama YMCA(Young Men Christian Association) melayani pemuda-pemuda yang menjadi militer dan juga melayani para tawanan perang. Ia mendapat medali kehormatan dari Pemerintah USA karena palayanannya tersebut. Pada tahun 1948 Mott mendapat Hadiah Nobel untuk Perdamaian.
Konperensi Pekabaran Injil Sedunia di Edinburgh ini menjadi permulaan gerakan penyatuan antara gereja-gereja Protestan. Walaupun akhirnya dari sini muncul juga DGD, tetapi semangat bersama mula-mula berarah kepada kegiatan Misi Injil bagi dunia. Usaha membuat persekuan dan keseragaman Pengakuan Iman muncul dengan tujuan untuk sling mendekatkan diri. Komisi Faith and Order(Iman dan Tata Gereja) mulai pekerjaannya pada tahun 1920, mereka mengambil alih rumusan dari YMCA(1955) yang membuka diri dengan mengundang keterlibatan semua gereja : “yang menerima Yesus Kritus sebagai Allah dan Juruselamat”. Ada dua kelompok gereja-geraja yang muncul yanitu : bahwa Gereja merupakan himpunan orang yang dibawa “Alkitab” masuk kedalamnya, atau “pengakuan iman” yang dirumuskan gereja membawa orang masuk ke gereja. Nampaknya pada waktu itu kekuatan dan semangat dalam tugas PI gereja lebih dominan.
3. World Evangelical Fellowship (1951)
Kaum Injil mengadakan konperensi Internasional di Woudschoten (5-11 Agustus 1951), dihadiri oleh 91 delegasi dari 21 negara. Dalam Konperensi ini lahirlah “Persekutuan Injili Sedunia (World Evangelical Fellowship).Mereka berasal dari USA , Eropa dan Asia. Persekutuan Injil ini mempunyai akan didalam Aliansi Injili Sedunia (World Evangelical Alliance-1846) dan Asosiasi Nasional Kaum Injili (1942-USA)
Tujuan kuat Konperensi ini ialah membendung “liberalisme Teologi” di dalam Gereja. Mereka tidak mengusahakan “kesatuan” Gereja, tetapi menampakkan “kesatuan yang sudah ada di dalam Kristus sebagai TubuhNya”.
Perhatian utama konperensi ini ialah :
1. Misi yang harus dilakukan WEF.
2. Kepercayaan dasar Gereja yang merupakan dasar Misi.
3. Kewibawaan dan Kesempurnaan Alkitab. Dan perincian isi kepercayaan yang Alkitabiah..
Perhatian kuat juga diarahkan kepada kebutuhan akan pembaruan rohani di dalam Gereja, kerja sama dianatara Kaum Injili, dan memperkokoh dan mempertahankan isi iman yang Alkitabiah. Hal-hal yang disoroti : Penginjilan, Pelayanan Kristiani, Kebebasan Beragama, Kerjasama Misioner, Leteratur Kriten, Diskusi Theologis, dan Medi Masa seperti Radio dan Televisi.
Dalam Buku : “Christianity in Today’s World”, Waldon Scotrt membagi Kaum Injil ke dalam empat Kelompok besar :
1. Conservative Evangelicals, mereka yang bergabung dalam WEF. Sebagian dari mereka masih mempunyai keanggotaan DGD.
2. Fundamentalistis.Mereka sama sekali tidak bergabung dengan kelompok Kristen lain, hanya bersama, Kaum Injili.
3. Black Evangelicals. Semula hanya berpusat di USA, tetapi kemudian beberapa Gereja dari Afrika bergabung dengan mereka.
4. Sebagian besar aliran Pentakosta menyebut dirinya Injili (ada dari Karismatik yang tidak mengakui).
Kaum Injili tidak berjumlah banyak, tetapi mereka mewarnai kehidupan Kristen dengan kekudusan Perjanjian Baru, dan ketaatan mereka akan Alkitab tidak memberikan tempat kepada corak iman yang besifat relatifisme. Dalam era globalisasi dan pluralisme mereka tetap mempunyai Injil yang “Jelas”.
Beberapa kegiatan Kaum Injili yang memberi warna mereka dalam pelayanan Internasional :
1. Wycliffe Bible Translation. Berdiri sejak 1934, untuk melengkapi Misi Sedunia dengan terjemahan Alkitab.Pada 1985, m2r2 mempunyai 2500 misionaris yang akhli dalam penterjemahan Alkiatb. Mereka talah menterjemahkan dalam 3300 bahasa dan dialek bahasa. Pelayanan melalui Radio dan TV makin berkembang.
2. Kaum Injili berusaha mengembangakan Pertumbuhan Gereja sesuai dengan dinamisasi Alkitab. Berbagai penelitian dan pelayanan penginjilan dikerjakan bersama antara berbagai lembaga gerejawi.
The Lausanne Committee for World Evangelization dan The US Center of World Mission mendorong Gereja untuk melayani The Unreached Peoples.
3. Misi Dunia ke-3. WEF menolong para misionaris dari dunia ke-3, untuk bekerja sama secara efektif antara gereja dan lembaga gerejani, yang pada tahun 1985
berjumlah 32.500 orang, dan terus mengalami pertumbuhan pesat.
4. Komisi Sosial International yang berjuang untuk kesejahteraan umat manusia. lembaga- lembaga Sosial Injili seperti :
Tear Fund, World Vision dan World Relief.
5. Keseimbangan antara Aksi Sosial dan Penginjilan . Tanggung jawab sosial dan
Penginjilan mewujudkan pelayanan yang holistic, seperti pelayanan Tuhan
Yang mencakup manusia seutuhnya.
6. Kerja sama Injili yang Internasional makin berkembang dengan pesat. Penginjilan Billy Graham sangat menjadi berkat bagi pelbagai daerah di bumi ini.
Pandangan Peserta Kaum Injili sedunia di Lausanne tentang MISI terbagi menjadi tiga :
1. Sebagian peserta mempertahankan pemahaman tradisi bercorak Fondamentalistis dengan berkeyakinan bahwa satu-satunya Tugas Gereja adalag Penginjilan se Dunia.
2. Pandangan Kaum Injili yang Moderat ialah bahwa Penginjilan dan Kepedulian Sosial merupakan tugas Gereja yang seimbang, walaupun dalam prioritasnya Penginjilan yang Proklamatis yang diutamakan.
3. Kelompol yang menamakan dirinya : “Radical Discipleship”, menyetakan bahwa Penginjilan dan Tanggung-jawab social merupalan Tugan Gereja, tanpa memprioritaskan salah satu.
Dalam Penulisan dan Ceramah nampak orang yang mewakili ketiga kelompok sbb.
1. Donald McGavran(The Dimensions of World Evaangelization) dan Peter Beyer haus (World Evangelization and Kingdom of God)
2. John Stott (The Biblical Basis of Evangelism).
3. Rene Padilla (Evangelism in the World) , Samuel Escobar(Evangelism and Man’s Search for Freedom, Justice and Fulfillment) dan Howard Snyder (The Church and God’s Agent in Evangelism).
John Stott adalah tokoj Injil yang sangat penting di dalam merumuskan Penginjilan dan Misi, Penginjulan bukan Misi tetapi merupakan suatu bagian yang hakiki dari Misi Gereja. Misi yang mempunyai Penginjilan sebaga ujung tombaknya harus memberitakan Yesus Kristus, yang telah mati dan bangkit untuk umat manusia sesuai dengan seluruh Alkitab. Melalui Roh Kudus maka Pengampunan dosa terjadi bagi mereka yang menyesal, percaya dan dibaptis. Misi harus menghargai latar balakang yang dilayani dengan kasih dan kepedulian yang kita sebut dialog. Kaun Injil kerkeyakinan bahwa Misi keluar langsung dari nature Allah Sendiri, lihat Yohanes 20:21,17: 18. Allah adalah Allah yang mengutus karena kasihNya -Yoh.3:16. Gereja diutus untuk hidup dalam dunia sebagai “Yang Diutus” dan “Diutus untuk Melayani”. Gereja adalah Servant Church. Stott mengkritik pola misi Injili yang hanya mengutamakan “saving souls”, kita harus memperhitungkan juga : kehidupan jasmani manusia, situasi konteksnya dan masyarakan dimana ia hidup.
Konggres Internasional terbesar dilaksanakan pada 11-20 Juli 1989, di Manila. Hadir disana : 3600 peserta dari lebih 173 negara. Ada 300 Pengamat , undangan dan pengunjung dari DGD, Vatikan, Gereja Ortodoks Yunani dan Gereja Rusia, semua hadiran berjumlah 4700.
Tema Agungnya ialah : “Beritakan Kristus sampai Ia dating (Proclaim Christ untuil He Comes). Sub Tema: “Memanggil Seluruh Gereja untuk memberitakan Seluruh Injil kepada Seluruh Dunia” (Calling the Whole Church to take the Whole Gospel to the Whole World). Injil yang merupakan Kabar Baik tentang Kerajaan Allah di mana dosa, penyakit dan penindasan bukan merupakan kata akhir. Karena itu di mana Yesus adalah Raja, Dia membawa pengampunan, penyembuhan dan pembebasan. Hasil Konferensi Manila diungkap dalam Manila Manifesto : “ The authentic Gospel must become visible in the transformed lives of men and women. As we proclaim the love of God we must be involved in loving service, as we preach the Kingdom of God we must be committed to its demands of justice and peace.” Ditugaskan kepada Gereja Gereja , yayasan Misi dan organisasi Misi untuk bekerja sama dalam Penginjilan dan pelayanan social, tidak mengadakan kompetisi dan pengulangan.
Tekanan kepada sikap rohani yang benar dalam pola hidup inkarnasi Kristus:
True Mission should always be incarnational. It necessitates entering humble into others people’s world, identifying with their social reality, their sorrow and suffering, and their stuggles for justice against oppressive powers. This cannot be done without personal sacrifices.” 
Oleh: Pdt. Victor Ehrhardt. Mth